Prodi Ilmu Kelautan ITBM Balik Diwa Ajukan Reakreditasi
Sejak dikukuhkannya menjadi Program Studi Ilmu Kelautan Institute Teknologi dan Bisnis Maritim (ITBM) Balik Diwa Makassar, pada tahun 2001, kini program studi tersebut makin berbenah guna meningkatkan akreditasinya.
Ketua Program Studi Ilmu Kelautan, Dr. Hartati Tamti, ST., M.Si, optimis dapat meraih akreditasi unggul, sebab telah mengalami peningkatan yang cukup pesat hingga saat ini. “Sejak 13 September 2022, Prodi Ilmu Kelautan ini telah berakreditasi baik. Saat ini kami akan melakukan reakreditasi dengan target unggul. Jika tidak, minimal berakreditasi baik sekali,” ungkap doktor bidang ilmu kelautan ini.
Guna merealisasikan harapan itu, Doktor Tamti, sapaan akrab, mengaku telah berjibaku dengan tim dalam menyusun Laporan Evaluasi Diri (LED). “Kami masih menyusun LED-nya, dan dalam waktu dekat ini akan menguploadnya. Kami telah memaksimalkan semua potensi yang ada serta kami yakin semua akan berhasil dan meraih sesuai harapan,” paparnya.
Doktor Tamti yakin, jika akreditasi kali ini akan meningkat lantaran Prodi yang diasuhnya telah mengalami peningkatan yang signifikan serta layak meningkatkan nilai akreditasi. Dia menyebut ada peningkatan kualifikasi kualitas pendidik. “Pendidik yang bergelar doktor telah bertambah dari sebelumnya. Kenaikan jabatan fungsional dosen, dulu hanya dua lektor, sekarang sudah empat lektor,” katanya.
Kedua, lanjut Tamti, terjadi peningkatan publikasi ilmiah baik bertaraf nasional maupun internasional. Juga kerjasama lembaga riset seperti BRIN, baik dosen dan mahasiswa. “Jumlah mahasiswa juga mengalami peningkatan, dan saya rasa dari sembilan kriteria ,semua mengalami perkembangan dari sebelumnya,” sambung Doktor Tamti.
Sementara itu, dosen Ilmu Kelautan, Imran Lapong, menambahkan bahwa saat ini keluaran mahasiswa Ilmu Kelautan ITBM Balik Diwa Makassar diarahkan pada riset bawah laut. Sehingga, kami juga mengeluarkan sertifikat sertifikat pemyelam. “Beberapa alumni juga telah bekerja dan berkontribusi nyata terhadap rehabilitasi terumbu karang, bahkan sudah ada luaran atau alumni yang dipanggil bekerja keluar negeri,” paparnya.
Beberapa mahasiswa juga telah dan sementara melakukan penelitian dengan bekerjasama lembaga lingkungan yang cukup kapabel di Indonesia, yakni lembaga Keanekaragaman Hayati (Kehati), dengan melakukan restorasi terumbu karang melalui pembibitan.
“Pada dasarnya fokus kami pada konservasi, rehabilitasi, dan jasa pesisir. Kami juga mengambangkan ekotourisme berbasis riset. Hal ini membawa pada beberapa alumni kita menjadi enumerator pada Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut, Kementrian Kelautan dan Perikanan RI,” paparnya.
Harapan terbesar kami, kata Imran, yakni melahirkan tenaga terampil dan survei bawah laut, terutama pada ekosistem terumbu karang, mangrove, dan Lamun.